REVO ARKA GIRI SOEKATNO , Doktor Baru Bidang Studi Filologi Jawa



Kabar gembira untuk insan pernaskahan nusantara: telah lahir seorang pakar baru di bidang studi filologi Jawa, yaitu Dr. Revo Arka Giri Soekatno.

Dr. Revo Arka Giri Soekatno-yang sehari-hari biasa dipanggil Revi-telah berhasil mempertahankan disertasinya di hadapan anggota tim penguji di Universitas Leiden pada hari Kamis, 17 Desember 2009, mulai jam 11.15 sampai selesai. Bertindak sebagai promotor Prof. Dr. Bernard Arps dan co-promotor Dr. Willem van der Molen, dengan overige leden (anggota selebihnya): Prof. Dr. E.P. Wieringa (Universität zu Köln), Prof. Dr. Arlo Griffith (École française d'Extrême-Orient Jakarta) dan Dr. M.J. Klokke (Universiteit Leiden).

Dr. Revi lahir di Ambon pada tahun 1975. Ia adalah anak seorang diplomat yang di masa kecil dan remajanya terpaksa sering berpindah-pindah mengikuti tugas orang tua, antara lain di Yogyakarta, Tokio, Denpasar, Jakarta, dan Semarang, sebelum pindah ke Belanda di tahun 1986. Ia menyelesaikan pendidikan menengahnya di Belanda, mendapat gelar S1 di bidang studi bahasa dan budaya Indonesia dari Universitas Leiden tahun 1999, kemudian melanjutkan studinya ke jenjang S3 di universitas yang sama. Dr. Revi juga merupakan seorang penggiat wikipedia terkemuka.

Disertasi Dr. Revi berjudul: Kidung Tantri Kediri: Kajian Filologis Sebuah Naskah Jawa Pertengahan. Dalam disertasi setebal 468 (+ 8) halaman itu, Dr. Revi melakukan suntingan teks terhadap Kidung Tantri Kediri, sebuah karya sastra dalam bahasa Jawa Pertengahan, yang merupakan sebuah gubahan dari teks prosa Jawa kuna, yaitu Tantri Kamandaka.

Teks Kidung Tantri Kediri menceritakan seorang raja, Prabu Eswaryapala, yang setiap hari ingin menikahi perempuan, sampai suatu hari tidak ada lagi gadis yang pantas untuk dinikahinya. Maka putri sang Patih, Dyah Tantri, bersedia untuk dinikahinya dengan maksud untuk menghentikan kebiasaan buruk sang Raja dengan menceritakan fabel. Fabel-fabel yang diceritakan oleh Dyah Tantri kepada Prabu Eswaryapala, yang berbentuk cerita berbingkai, berkisah tentang persahabatan seekor raja singa bernama Candapinggala dengan seekor sapi bernama Nandaka. Keduanya akhirnya mati berkelahi karena diadu domba oleh seekor serigala bernama Sambada.

Kidung Tantri Kediri adalah sebuah versi dari teks Tantri Kamandaka yang kurang dikenal. Dr. Revi Soekatno dalam disertasinya meneliti sejarah penurunan Kidung Tantri Kediri dan perbedaannya dengan versi prosa. Selain itu, ia juga meneliti aspek-aspek linguistis dan kesastraan kidung ini secara panjang lebar.

Masyarakat Pernaskahan Nusantara tentu berharap kehadiran Dr. Revo Arka Giri Soekatno akan makin menyemarakkan studi pernaskahan Nusantara. Kita semua tentu menunggu karya-karya dan publikasi baru dari beliau. Sekali lagi, selamat dan sukses selalu untuk Dr. Revi!

Kutipan dua stellingen dari disertasi Dr. Revo Arka Giri Soekatno:

Stelling no. 10:

Het besluit van Stuart Robson om bij de nieuwe uitgave van de kakawin Arjunawiwāha (2008) niet alle bekende handschriften te gebruiken en te bespreken en vooral Javaanse handschriften te negeren heeft passim geleid to ongewone spellingvarianten (Keputusan Stuart Robson pada suntingan baru Kakawin Arjunawiwāha untuk tidak menggunakan dan membicarakan semua naskah yg diketahui dan dikenal dan terutama mengenyampingkan naskah-naskah dari Jawa secara tersebar menyebabkan ada varian-varian ejaan yang tidak lazim).

Stelling no. 12:

In Nederland moet de mogelijkheid bestaan voor de middelbare scholieren om het Indonesisch of het Maleis te volgen en om er eindexamen in te doen (Di Negeri Belanda harus ada kemungkinan untuk para murid sekolah menengah untuk mengikuti pelajaran bahasa Indonesia atau bahasa Melayu dan melaksanakan ujian akhir untuk bahasa ini).

dari:
Suryadi, Leiden Institute for Area Studies, The Netherlands